Home Daerah Perspektif Kepemilikan, Renungan Harian Kristen

Perspektif Kepemilikan, Renungan Harian Kristen

329
0
SHARE

Renungan Harian Kristen (RHK)

PERSPEKTIF MEMILIKI

 

Mediacenter-investigasi.com, Tangerang Selatan – Shallom Bapak, Ibu dan Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Terpujilah Nama Tuhan Yesus Kristus, Allah yang kudus dan mulia sampai selama-lamanya. Renungan Harian Kristen (RHK) ini disampaikan oleh para hamba Allah, yang rindu memberitakan Injil Kerajaan Allah untuk memberkati setiap orang yang mau mengalami pertumbuhan Iman dan Pengharapan dan Kasih dalam kehidupan pribadinya.

Berdoalah dalam permohonan dan ucapan syukur kepada Allah Yang Maha Kasih sebelum membaca RHK ini, agar dalam tuntunan Roh Kudus kita semua memahami pesan yang sesungguhnya dari Allah.

Pembacaan Firman Tuhan terdapat dalam kitab Lukas 10 : 30 – 37.

Nats: Lukas 10:30–37

Konteks
10:30 Jawab Yesus: “Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.
10:31 Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan.
10:32 Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan.
10:33 Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.
10:34 Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.
10:35 Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kau belanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.
10:36 Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?”
10:37 Jawab orang itu: “Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya.” Kata Yesus kepadanya: “Pergilah, dan perbuatlah demikian!”

Renungan singkat ini berjudul “Perspektif Kepemilikan” yang akan memberikan kita suatu sudut pandang atau perspektif rohani tentang “Kepemilikan.”

Dalam percakapan Yesus Kristus dengan Ahli Taurat, terdapat tiga perbedaan perspektif Kepemilikan dalam perumpamaan orang Samaria yang baik hati. Mari kita lihat perbedaan perspektif Kepemilikan yang ada dalam diri kebanyakan orang, termasuk orang Kristen saat ini.

1. Perspektif Penyamun/Perampok
Perspektif yang pertama, perspektif dari Penyamun/Perampok. Perampok telah melakukan tindakan jahat terhadap orang yang menjadi korban. Tidak cukup harta bendanya dirampok, dirinya juga dianiaya hingga pingsan dan hampir mati. Perampok itu merasa apapun yang menjadi milik orang yang melintas di jalan adalah milik perampok itu, oleh karenanya Perampok itu ingin mengambil dan memiliki harta benda orang lain.

“Apa yang jadi milik kamu adalah milik saya, dan saya ingin mengambilnya.” Ini kelihatan seperti anak kecil, “jika saya menyukai suatu barang, maka barang itu adalah milik saya.”

Bapak, Ibu dan Saudara yang dikasihi Tuhan. Pertanyaannya adalah mengapa perspektif itu ada? Jawabannya adalah itu karena kita semua lahir dalam dosa, kita semua lahir dalam keinginan mementingkan diri sendiri yang begitu besar dalam diri kita. Ada banyak orang yang secara mendasar melakukan kehidupan seperti itu. “Apa yang jadi milik kamu adalah milik saya, dan saya ingin mengambilnya.” Seperti itulah perspektif Perampok.

2. Perspektif Orang Lewi
Perspektif kedua, perspektif orang Lewi. Tentu saja, sikap Orang Lewi yang menghindari untuk menolong korban perampokan itu,  kelihatannya lumrah saja bagi kebanyakan orang. Ia menjaga dirinya agar tidak perlu ambil resiko membantu orang lain yang perlu pertolongannya. Ya tentu saja, resikonya bisa berupa dirinya menjadi kotor dan kerepotan.

Apalagi kalau harus mengeluarkan uang miliknya untuk membawa dan merawat korban dan jika dirinya sedang terburu-buru dalam urusan pelayanan kerohanian dan sedang ditunggu kehadirannya. Wah, lebih baik menghindar dari pada membantu orang yang sedang menderita dan sangat perlu bantuannya.

Jadi perspektif kedua itu akan berbunyi “Apa yang menjadi milik saya adalah milik saya, dan saya akan menjaganya.”

Perspektif ini lahir dari dua hal, yaitu mementingkan diri sendiri dan tidak adanya kesadaran tentang bagaimana rasa memiliki itu bekerja. Perspektif ini lahir dari kehidupan yang belum mengalami perubahan pikiran (metanoia), bahwa hanya oleh anugerah Allah dan tuntunan Roh Kudus kita manusia bisa menabur kebaikan demi kebaikan dan mempersembahkan hidup untuk memuliakan Allah. Menyadari kehidupan ini milik Allah sepenuhnya. Apa yang dimiliki manusia itu berasal dari Allah. Rasa memiliki itu akan bekerja dengan adanya kasih dan kebenaran dalam diri kita manusia.

3. Perspektif ketiga
Ini perspektif Orang Samaria, perspektif ketiga. Orang Samaria yang baik hati ini sudah menerima anugerah Allah sehingga kasih dan kebenaran bekerja dalam dirinya.

Perspektif ini berkata, “Apa yang menjadi milik saya adalah bukan milik saya, dan saya ingin mengelolanya.”

Orang Samaria yang baik hati ini melihat apa yang menjadi miliknya bukanlah milik dirinya, tetapi milik Allah. Semua yang ada padanya, yang dimilikinya, sejatinya adalah milik Allah. Sehingga dengan sangat enteng, ikhlas dan bahagia Orang Samaria ini memberikan bantuan tenaga, waktu dan biaya dalam perawatan korban parampokan, meskipun dirinya tak mengenal korban perampokan itu.

Sebuah ilustrasi: Seseorang sahabat langsung memberikan saya uang seratus ribu rupiah, saat saya meminta. Dengan cepat langsung diberikan ke saya di hadapan orang banyak. Tanpa ada kata satupun yang keluar dari mulutnya dan dengan raut wajah yang santai. Nah, Sebelumnya saya sudah memanggil dia dan memberikan uang seratus ribu rupiah. Dan saya bilang kalau akan saya minta kembali saat saya perlu. Mengapa dia mau memberikan uang seratus ribu rupiah dengan segera kepada saya? Jelas, itu karena dia sadar bahwa uang itu bukan miliknya. Uang itu hanyalah titipan saja bukan milik dirinya.

Bapak, Ibu dan Saudara yang dikasihi Tuhan, itulah ketiga perspektif “Kepemilikan” yang bisa direnungkan dari bacaan Lukas 10:30-37 tentang perumpamaan orang Samaria yang baik hati. Perspektif mana yang anda pakai dalam memandang Kepemilikan anda, tentu akan menentukan bagaimana keputusan anda dalam kehidupan bagi Kerajaan Allah. Allah ingin kita semua mengasihi Dia dan sesama manusia dengan perspektif yang benar.

Mari kita hidup bagi kerajaan Allah. Buatlah sesuatu yang berbeda dalam hidup dan organisasi anda dan bagi Kerajaan Allah! God Bless You. Puji Tuhan. Amin.(red)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here